Rabu, 04 Juni 2008

Perbatasan Papua-PNG III

Fiji Bahasa Perbatasan

Perbatasan dua negara, selain unik dengan kebebasan menggunakan dua mata uang berbeda, perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea (PNG) juga menarik dengan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh masyarakatnya.

Dalam bertransaksi atau melakukan komunikasi sesama mereka, masyarakat perbatasan lebih sering menggunakan Bahasa Fiji. Bahasa ini bisa dimengerti oleh masyarakat Papua ataupun masyarakat PNG. Bahasa Indonesia hanya digunakan di wilayah Indonesia, itupun ketika berkomunikasi dengan pendatang, juga ketika berkomunikasi dengan turis-turis yang melancong ke perbatasan.
"Bahasa Fiji dimengerti oleh kedua belah pihak. Sedangkan Bahasa Indonesia hanya dimengerti oleh masyarakat Papua di wilayah Indonesia. Jadi ketika berkomunikasi dengan orang dari PNG mereka lebih memilih menggunakan Bahasa Fiji," kata petugas perbatasan RI-PNG, Sersan I Ari Purwanto.

Selain dua mata uang dan dua bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya, pasar di perbatasan RI-PNG, ternyata juga menjual berbagai jenis makanan kaleng seperti kornet hingga buah-buah yang diawetkan di dalam kaleng.

Barang-barang yang di Jakarta hanya bisa ditemukan di Mall ataupun di supermarket tersebut, ternyata datang dari Australia. Entah diimport resmi atau dibeli lewat pasar gelap, yang jelas masyarakat perbatasan telah mampu menikmati pasar bebas yang di dunia internasional sedang didengung-dengungkan. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: