Senin, 23 Juni 2008

Cirebon II

Sentra Batik Trusmi
Jika mengunjungi Cirebon, rasanya tidaklah lengkap jika belum datang dan menyaksikan secara langsung proses pembuatan batik tulis yang terkenal dengan nama Batik Trusmi. Sentra batik ini terletak di Jalan Trusmi, Kecamatan Plered. Dari pusat kota Cirebon hanya dibutuhkan 15 menit perjalanan dengan mengendarai mobil.
Di desa yang namanya menjadi merk batik paling terkenal di Cirebon tersebut, terdapat puluhan pengrajin batik. Jika ingin membawa batik sebagai buah tangan, di desa ini juga terdapat showroom yang menjual berbagai jenis batik dengan motif yang indah. "Kampung batik Trusmi diyakini telah berdiri sejak abad ke sembilan dan dikelola turun temurun," kata pemandu wisata yang juga guru kesenian Rofan S Hasyim.


Terdapat dua jenis batik di Desa Trusmi yaitu, batik pesisiran dan batik keratonan. Batik pesisiran memiliki warna lebih cerah, sedangkan batik keratonan memiliki gambar lebih rumit dan warna cenderung lebih gelap. Pada zaman dulu batik dengan motif keratonan hanya dipakai oleh kaum raja-raja dan para bangsawan di Cirebon. Namun sekarang, siapapun boleh memakai batik tersebut.
Dari dua jenis batik paling terkenal di Cirebon itu, kemudian lahirlah berbagai macam motif yang mempercantik kain batik. Bahkan setiap motif memiliki nilai filosofinya masing-masing. "Dua motif batik paling terkenal yaitu mega mendung dan mega sumirat. Dua motif ini melambangkan dua musim di negeri ini, yaitu musim penghujan dan kemarau. Mega mendung bahkan di klem Malaysia sebagai produk mereka, padahal itu asli Cirebon," katanya.

Keindahan batik dan nilai filosofi yang terdapat di dalamnya, tentu saja tidak terlepas dari proses pembuatan yang membutuhkan ketelatenan, keterampilan dan kesabaran. "Pertama kain yang ingin dibatik direndam dengan campuran minyak kacang dan air merang. Malam direndam, pagi dijemur, demikian selama 15 hari," kata Desainer Batik dari Showroom Batik Hafiana Iman.
Setelah melewati proses pertama, dilanjutkan dengan membentuk desain atau motifnya. Setelah motif jadi, kain kemudian di gambar dengan menggunakan malam atau lilin cair. "Semakin rumit motif batik, semakin lama proses pembuatannya. Rata-rata untuk satu lembar butuh waktu satu bulan," ujarnya.

Bagi yang ingin memiliki batik asli yang dibuat dengan tangan ini, satu lembar kain batik harganya mulai Rp 400 ribu sampai Rp 2,5 juta, tergantung bahan yang digunakan. Motif yang digunakan pada kain batik juga menjadi penentu harga sebuah kain batik. "Satu bulannya kita bisa menjual 30 sampai 40 potong batik. Bayak juga yang membeli dari Jepang dan Amerika," tuturnya.(bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: