Rabu, 07 Mei 2008

Papua I

Pesona Seabad Jayapura

MATAHARI memancarkan cahaya kemerahan, saat rombongan menginjakkan kaki di Bandar Udara Sentani,Jayapura. Senja yang mulai menyergap ibu kota Papua,menambah keelokan alam yang masih perawan.

Keramahan khas bumi cendrawasih menyambut rombongan dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat Pesisir dan Lautan.
Demikian pula ketika memasuki tengah kota,sepanjang Jalan Buncen hingga Jalan Pasifik Raya, alam menyuguhkan pemandangan yang kian memesona. Kemolekan Teluk Yosefa dengan airnya yang menghampar bening sejauh mata memandang, menenangkan dari kelelahan perjalanan panjang yang ditempuh dari Jakarta.

Keindahan alam seolah tak putus hingga ke pusat kota. Dimana hamparan Teluk Pasifik menyejukkan mata. Seperti halnya dermaga pada umumnya, teluk ini memiliki kesibukan sebagai tempat bersandarnya kapal. Aktivitas bongkar-muat barang menjadi dinamika khas kota pelabuhan. Hampir sama dengan kota-kota lainnya di Indonesia, sebagai ibu kota provinsi, Jayapura memiliki sarana cukup lengkap. Deretan toko-toko, bank hingga kantor asuransi ada di kota ini.

Namun, yang membuat kota ini terlihat berbeda dan semakin cantik adalah terpampangnya tulisan besar Jayapura City di atas bukit, menghadap langsung ke tengah kota layaknya Holly- wood.

Perjalanan rombongan kecil kali itu adalah untuk menyambut seabad Kota Jayapura.
“ Menyambut seratus tahun Kota Jayapura pada 2010 mendatang, kami menggelar acara bertajuk ‘Gerakan Bersih Pantai dan Laut’,berlangsung di pesisir Kota Jayapura,” kata Ketua Panitia Gerakan Bersih Pantai dan Laut Jan Piet Nerokow.


Gerakan Bersih Pantai

Pagi yang cerah, energi kembali memenuhi tubuh setelah cukup istirahat semalam. Gerakan bersih pantai hari itu diawali dengan kuliah umum tentang mitigasi tsunami oleh pakar tsunami internasional, yang juga Kepala Subdit Mitigasi Bencana dan Pencemaran Lingkungan Subandono Diposaptono di Universitas Cendrawasih.

Dalam kuliah umum tersebut terungkap, Papua adalah pulau paling rawan terhadap bencana gempa dan tsunami. “Setiap harinya di Papua terjadi ratusan gempa. Karena skalanya kecil,jadi tidak dilaporkan. Dengan mitigasi bencana ini, kami berharap masyarakat bisa waspada dan seratus tahun pembangunan di Jayapura tidak sia-sia,” kata Subandono.

Acara bersih pantai yang diselenggarakan bersama Pemerintah Provinsi Papua itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat Jayapura. Terlihat masyarakat sibuk membersihkan jalanan kota hingga pinggir pantai dari sampah dan limbah plastik. “Papua adalah pulau yang sangat cantik. Sungai-sungainya mengalirkan emas. Tinggal kita memberikan penyadaran pada masyarakat untuk menjaga alam dan lingkungan,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan RI Freddy Numberi di lokasi kegiatan.

Berbagai kegiatan menarik dan bermanfaat bagi masyarakat lainnya juga dilangsungkan dalam kegiatan bersih pantai kali ini. Seperti peresmian kedai pesisir, peresmian SPBU di pinggir pantai Desa Hamidi khusus untuk nelayan, penanaman cemara laut hingga pembangunan rumah tahan bencana gempa dan tsunami di enam desa di Papua. Satu abad Jayapura memiliki tujuan agar masyarakat Papua semakin terbuka. Waniambey Rayse Papua, “Selamat datang di Papua”. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: