Rabu, 04 Juni 2008

Perbatasan Papua-PNG I

foto by Bernadette Lilia Nova
Melancong Di Perbatasan Papua-PNG

Keharmonisan hubungan dua negara bisa diamati lewat perbatasan. Setidaknya perbatasan RI dan Papua New Guinea membuktikannya.


Matahari di bumi cendrawasih siang itu terasa terik membakar ubun-ubun. Namun keelokan alam dan kehijauan pohon-pohon disepanjang jalan menuju perbatasan RI dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG), terasa menyejukkan. Untuk mencapai gerbang perbatasan dua negara, dibutuhkan kurang lebih tiga jam dari Jayapura dengan menempuh jalur darat.

Jika mengendarai mobil pribadi tidak memungkinkan, di Jayapura tersedia mobil.-mobil keluaran terbaru seperti Innova, Swift, Honda Jazz atau Suzuki SX4 X Over, yang setiap hari beroperasi sebagai taksi dan tentu saja bisa disewa lengkap dengan supirnya. Rata-rata untuk satu jam, taksi-taksi modern ini bisa disewa dengan harga Rp 300 ribu. "Kebanyakan mobil-mobil keluaran terbaru di Papua diimport langsung dari Jepang," kata penduduk Papua sekaligus pemandu, Wolter.

Disepanjang jalan perbatasan yang dilewati, diantara rimbunnya hutan, sesekali terlihat onggokan kayu gergajian yang ditumpuk menunggu angkutan. Entah legal atau tidak, yang jelas hutan Papua semakin lama semakin terbuka, ulah para penjarah atau pemegang Hak Pengelolaan Hutan (HPH) di era Orde Baru (Orba).



Lebih kurang 3 km dari tapal batas menuju gerbang perlintasan utama, terdapat pos penjagaan pertama. Pos penjagaan ini dijaga oleh Komando Pelaksanaan Operasi Perbatasan RI-PNG (Kolakops Pantas RI-PNG), Yonif 408 Diponegoro. Walaupun senjata siap terkokang, namun kami disambut dengan wajah-wajah ramah. Setelah tujuan kedatangan diketahui, akhirnya kami diizinkan melanjutkan perjalanan menuju Desa Wutung, Kecamatan Skouw. Wutung adalah Desa terakhir di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yang sekarang dipimpin oleh presiden Michael T Somare tersebut.

Mendekati ujung jalan perbatasan, kehidupan masyarakat desa mulai terasa sibuk. Apalagi keberadaan pasar tradisional dengan pedagang dan pembeli yang sibuk dengan kegiatan tawar menawar harga.

Masyarakat Desa Wutung sedikit lebih beruntung karena pasar tradisional terdapat di wilayah Indonesia. Itu membuat orang-orang dari daerah Vanimo yaitu wilayah terdekat di PNG ke perbatasan, harus memasuki wilayah Indonesia untuk berbelanja. "Gerbang perbatasan dua negara akan ditutup pukul 16.00," kata petugas penjaga perbatasan RI-PNG, Sersan I Ari Puranto.


Selain pos penjagaan kedua negara, menara pengintai, kantor imigrasi dan rumah-rumah dinas para petugas perbatasan, tapal batas dua negara ini sibuk dengan orang yang berlalu lalang. Entah dari PNG ke Indonesia, atau sebaliknya. "Masyarakat dua negara disini masih memiliki hubungan persaudaraan. Banyak juga penduduk PNG yang memiliki ladang di Papua. Orang Papua juga begitu, banyak yang memiliki tanah adat diwilayah PNG," tambahnya.

Tidak seperti tapal batas dua negara lainnya di Indonesia, perbatasan Papua dengan PNG terasa semarak dengan tempat-tempat peristirahatan yang dibangun dengan arsitektur tradisional Papua, lengkap dengan hiasan tifa-tifa raksasa. Itu menjadikan perbatasan dua negara ini menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi masyarakat dari kedua negara. "Khusus penduduk perbatasan, setiap kali melintas hanya menggunakan kartu merah. Sedangkan orang diluar Desa Wutung harus membawa pasport, baru boleh melintas," terang Ari.

Yang menarik lagi, diantara dua gerbang selamat datang masing-masing negara, terdapat zona bebas yang hanya berjarak 10 meter. Melewati zona bebas dan memasuki wilayah PNG masih diizinkan untuk para wisatawan yang ingin berpose di dekat bendera PNG, ataupun dekat merah putih jika wisatawan itu berasal dari PNG, selama gerbang perbatasan belum ditutup.

Diperbatasan dua negara ini, sama sekali tidak terasa suasana yang kaku. Masyarakat dua wilayah masih bisa menyeberang tanpa perasaan was-was. Semoga persahabatan di perbatasan tetap langgeng. Seperti tulisan besar di gerbang bagian dalam PNG, yang bertuliskan thankyou for visiting PNG. (bernadette lilia nova).

Tidak ada komentar: