Kamis, 27 November 2008

Jembatan Barelang 1

Pesona Abadi Jembatan Para Raja

Menjadi penghubung pulau Batam, Rempang dan Galang, Jembatan Barelang memiliki pesona dan keindahan yang sanggup mengundang decak kagum.

Selama ini Batam yang terletak di kepulauan Riau, terkenal sebagai pusat belanja benda-benda elektronik yang menarik dan lebih murah dibandingkan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Karena itu, tidak banyak yang menyangka jika di kota dengan penduduk sangat heterogen ini, terdapat objek wisata yang sangat memikat. Objek wisata itu berupa sebuah jembatan yang terkenal dengan nama Jembatan Barelang (Batam, Rempang dan Galang).


Untuk bisa sampai di jembatan sepanjang 264 meter ini, pengunjung harus menggunakan angkutan umum atau mobil pribadi lebih kurang 30 menit dari Bandara Hang Nadim, Batam. Disepanjang jalan yang dilalui, akan terpampang gugusan perbukitan yang mulai terbuka karena dijadikan areal perumahan atau dikeruk tanahnya untuk pembukaan lahan. Maklum sebagai daerah yang berbatasan langsung dangan Singapura, Batam mulai dilirik sebagai kota yang menjanjikan.

Demikian pula ketika rombongan dari Departemen Budaya dan Pariwisata (Budpar RI) menginjakkan kaki dilokasi ini. Keindahan jembatan yang dibangun 1992 dan selesai 1998 ini, mulai terlihat dari kejauhan dengan tiang-tiang baja yang tertata apik, sehingga membuat jembatan ini terlihat menjulang tinggi dengan kokohnya. Maklum jembatan ini dibangun oleh BJ Habibie, yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Untuk pembangunan Jembatan Barelang sendiri biaya yang dikeluarkan lebih dari Rp 400 miliar.


Sesampai di jembatan ini, pemandangan akan semakin memikat. Apalagi jika turun dari mobil dan menikmati angin laut yang bertiup. Dari pinggir jembatan akan terlihat keindahan pulau-pulau kecil dengan air laut yang terhampar biru di bawahnya. Ini menjadikan Jembatan Barelang banyak dikunjungi anak-anak muda disore hari untuk duduk dan menikmati hamparan keindahan yang tersaji menjadi lukisan abadi.

Jembatan Barelang sendiri dibuat untuk menghubungkan tiga pulau besar dan beberapa pulau kecil yang termasuk dalam Provinsi Kepulauan Riau. Rangkaian jembatan ini terdiri dari enam jembatan. Masing-masing diberi nama sesuai dengan raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Melayu Riau pada abad 15 sampai 18 Masehi.

Jembatan pertama dari rangkaian enam jembatan ini diberi nama Jembatan Barelang atau terkanal pula dengan nama Jembatan Tengku Raja Haji Fisabilillah. Jembatan pertama ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton. Jembatan kedua diberi nama Jembatan Narasinga. Jembatan ini menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah dengan panjang 420 meter. Jembatan ketiga adalah Jembatan Raja Ali Haji, yang menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setokok, dan memiliki panjang 270 meter. Pulau Tonton, Pulau Nipah, dan Pulau Setokok, merupakan pulau-pulau kecil yang masuk dalam gugusan Kepulauan Batam.

Jembatan keempat adalah Jembatan Sultan Zainal Abidin. Jembatan sepanjang 365 meter ini, menghubungkan antara Pulau Setokok dengan Pulau Rempang. Kelima adalah Jembatan Tuanku Tambusai dengan panjang 365 meter. Jembatan ini, menghubungkan antara Pulau Rempang dengan Pulau Galang. Jembatan terakhir dinamai Jembatan Raja Kecil, yang menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang Baru. Jembatan ini, merupakan jembatan terpendek hanya sepanjang 180 meter.

"Jembatan Barelang memang indah dan memiliki pemandangan yang menarik. Namun tidak semua turis menyukainya. Untuk itulah kita menyertainya dengan festival-festival kebudayaan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Batam, Muchsin.

Jembatan Barelang menurut Muchsin banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara. Sedangkan untuk Wisatawan mancanegara lebih menyukai semua yang bernuansa budaya dan kesenian," kata Muchsin lagi.

Tidak sampai disitu saja, keindahan yang disajikan oleh Jembatan Barelang ternyata cukup beralasan. Karena jembatan menggunakan kontruksi cable stayed dimana ujung-ujung kabel terikat di tepi jalan dengan jarak teratur. Sedangkan ujung lainnya terkumpul pada satu titik di atas puncak tonggak beton setinggi 200 meter. Itulah yang membuat jembatan ini terkesan kokoh dan elegan.

Lokasi sepanjang Jembatan Barelang, baik yang dari Batam ataupun diseberangnya, menjadi semakin meriah dengan keberadaan warung-warung traadisional yang menyajikan aneka camilan ringan. Diantara yang paling favorit itu adalah jagung bakar dengan saus aneka rasa. Selain menjual jagung bakar, bisa pula ditemukan aneka suvenir kecil untuk cindera mata. Terkenal sebagai ikonnya Batam, Jembatan Barelang menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakatnya. "Belum lengkap mengunjungi Batam jika belum datang ke Jembatan Barelang. Karena telah menjadi ikon Batam itu membuat kita akan semakin meningkatkan iven-iven kesenian disini," terang Muchsin lagi. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: