Selasa, 18 November 2008

Kendari 1

Taman Dan Teluk Di Dalam Kota

Mengunjungi Kendari belumlah lengkap sebelum duduk di taman kotanya atau makan malam disepanjang pantai yang menawarkan ketenangan.


Matahari bersinar cerah dan angin yang bertiup bebas menyegarkan, adalah dua hal yang sangat mudah ditemukan di Kendari (Sulawesi Tenggara). Dari Jakarta untuk mencapai Kendari, Pesawat akan transit terlebih dahulu di Makassar. Terkadang transit ini bisa memakan waktu enam jam. Karena memang rute penerbangan ke Kendari hanya dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore hari saja.

Demikian pula dengan kesibukan Bandar Udara Wolter Mongonsidi di Kendari. Pada siang hari akan ditutup. Bandara hanya dibuka pada jam-jam kedatangan dan keberangkatan pesawat saja. Bersantai sambil melepaskan lelah bisa dilakukan di bandara ini, karena sepi dan jauh dari kesan bising seperti Jakarta atau kota-kota besar lainnya.

Dengan duduk di kursi tunggu bandara, sambil menghirup secangkir kopi atau teh yang banyak dijual di kafe-kafe bandara, karakter Kota Kendari akan terlihat berbukit-bukit. Jika Sudah bosan menikmati pemandangan tersebut, bisa memilih taman bersantai yang banyak dikunjungi oleh anak-anak muda di Kendari, untuk menikmati keindahan dan kesejukan kolaborasi taman dan teluk di dalam kota.

Taman kota itu terletak di Jalan Sultan Hassanuddin. Dari bandara hanya dibutuhkan waktu lebih kurang 30 menit berkendara untuk mencapainya. Di taman ini selain dimanjakan dengan kesejukan dan kehijauan pemandangan, juga bisa dinikmati hamparan Teluk Kendari yang membentang di depannya.

Keunggulan lain dari taman kota di Kendari ini adalah, keberadaannya yang cukup terawat dan bersih. Taman kota ini semakin menarik dengan keberadaan patung-patung pemuda dan pemudi Kendari yang tengah menarikan tarian tradisional bernama Tarian Lulo yang melambangkan persahabatan anak muda di Kendari. Tugu itu menggambarkan pemuda dan pemudi yang tengah menari membentuk lingkaran dibuat lengkap dengan busana tradisional yang berwarna-warni.

"Tarian tradisional tersebut biasanya dibawakan ketika ada pesta-pesta besar. Walaupun demikian hingga sekarang tarian itu masih ditampilkan," kata salah seorang masyarakat kendari yang membuka usaha perhotelan di depan taman kota, Harisi Waingapu.

Keindahan taman kota dengan hamparan teluk yang membiru di depannya, semakin menarik dengan keberadaan tumbuh-tumbuhan dan bunga teratai yang bermekaran di dalamnya. Duduk di taman kota ini, suasana benar-benar tenang. Tidak heran jika pagi dan sore hari banyak orang datang dan menikmati keindahannya.

Taman kota dan Teluk Kendari hanya dibatasi oleh sebuah jalan raya. Setelahnya birunya air teluk sudah bisa dinikmati sambil duduk di taman ini. "Semakin sore semakin banyak orang datang ke taman ini. Karena disepanjang bibir pantai banyak yang berjualan makanan. Makanan bahkan dijual hingga tengah malam," kata Harisi lagi.

Bukan saja makanan yang dicari banyak orang yang datang pada malam hari di taman kota ini. Namun menikmati angin laut sambil duduk ditembok-tembok pembatas laut dengan jalan raya, menjadi pilihan yang perlu dicoba. Karena dengan duduk di malam hari di pinggir teluk, lautnya akan seperti dipenuhi oleh kunang-kunang yang berkelip dan terbang kesana kemari.

Padahal cahaya itu sebenarnya berasal dari perahu nelayan yang tengah melaut dengan lampu kecil sebagai penerangan. Jika mengunjungi Kendari, cobalah duduk di taman kota, hingga malam hari. Suasana akan terasa benar-benar berbeda dan mampu menenangkan jiwa setelah lelah seharian dalam perjalanan. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: