Rabu, 06 Februari 2008

Mutiara Dari Timur III


Dua Gili Pengintaian Paus

Berbeda dengan Gili Terawangan yang dijadikan sebagai tempat beristirahat dan berwisata para turis, tidak demikian dengan dua gili yang kami kunjungi berikutnya. Dua gili tersebut adalah, Gili Sulat dan Gili Lawang. Di dua gili ini, sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan manusia, hanya hembusan angin, hutan-hutan bakau yang menutupi pulau dan kicau burung-burung yang terbang dengan bebasnya di hutan yang menjadi rumah mereka. Keindahan terumbu karang dengan berbagai jenis karang di dalamnya, seakan mengundang pengunjung untuk memujinya, apalagi berbagai jenis karang beraneka warna yang terlihat dari atas kapal yang kami tumpangi.


Gili Sulat dan Gili Lawang, merupakan dua pulau yang terletak disebelah timur bagian utara Pulau Lombok. Pulau ini termasuk dalam wilayah Desa Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan potensi sumber daya laut yang dimilikinya, kemudian Gili Sulat dan Gili Lawang ditetapkan sebagai kawasan konservasi laut daerah. Karena banyaknya burung-burung yang bersarang di Gili Sulat, akhirnya di pulau kecil ini, dibuatlah sebuah jalan setapak dari papan, yang memudahkan para pengunjung untuk mengamati mangrove ataupun mengamati burung-burung yang riang berkicau.


Keberadaan dua pulau ditengah laut ini, menjadi semakin menarik, karena dari kejauhan dua pulau ini seakan menyatu dalam kehijauan, namun semakin mendekati dua pulau ini, sebuah selat memisahkan pulau ini, masing-masing dengan ciri khasnya masing-masing. Gili Sulat merupakan pulau yang kaya dengan mangrove, di pulau ini pulalah terdapat lebih dari 17 jenis mangrove, hal ini membuat Gili Sulat, menjadi pulau terbesar kelima di dunia dengan keanekaragaman mangrovenya. Sedangkan Gili Lawang, merupakan sebuah pulau dengan 60 persen mangrove dan sisanya merupakan lapangan terbuka, sehingga pulau ini banyak pula dikunjungi oleh pecinta atam untuk mendirikan tenda atau camping dilokasi ini.


Keberadaan dua pulau ini, semakin terkenal saja, karena pada waktu-waktu tertentu, yaitu bulan Desember dan Januari, ketika dunia bagian utara mengalami musim dingin, pulau ini menjadi tempat pengintaian bagi penduduk ataupun nelayan yang ingin menyaksikan ikan-ikan paus bermigrasi. “Paus-Paus memang bermigrasi melewati laut ini, jadi dua gili ini, menjadi salah satu tempat paling strategis untuk menyaksikan ikan-ikan raksasa itu bermigrasi,” kata Kepala Dinas Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Lombok Timur, Aminullah.


Puas mengelilingi dua gili, yang menjadi tempat pengintaian para paus bermigrasi, rombongan kembali diizinkan untuk menikmati kesejukan air dan menyaksikan keindahan karang-karang yang hidup di dalamnya dengan berenang. Puas menikmati kesejukan dan asinnya air laut, rombonganpun akhirnya memutuskan untuk mengunjungi sebuah tempat yang tidak jauh dari pulau tersebut, tempat itu dinamakan Pondok Wisata Apung. “Rencananya untuk menggalakkan pariwisata di tempat ini, kita menyewakan sebuah rumah wisata kepada para turis, pondok wisata ini bisa disewakan entah itu jadi penginapan ataupun jadi tempat memancing,” terang Aminullah.


Menikmati makan siang setelah capek berkeliling dan berenang di pulau-pulau cantik di bagian timur Indonesia, Pondok Wisata Apung menjadi pilihan menarik. Apalagi dengan menu-menu menarik yang ditawarkan, seperti ikan panggang dengan saos tiram. Membuat perjalanan mengunjungi tiga gili di Lombok, semakin tidak terlupakan. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: