Minggu, 27 Juli 2008

Festival Senggigi 2008 3


Periseian Simbol Keperkasaan

Kesenian bercitarasa bela diri hampir seluruh Indonesia memilikinya, seperti di Minang Kabau yang terkenal dengan Silat Minangnya, Betawi dengan jurus-jurus Silat Cimandenya atau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan Periseian. Dulunya, kesenian tradisional bernuansa beladiri ini dilakukan untuk melindungi kampung atau diri sendiri dari serangan musuh.

Itu pula yang terjadi di Lombok, Kesenian bela diri seperti periseian sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan di Lombok. Awalnya periseian adalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan pertempuran. Pada perkembangannya hingga kini senjata yang dipakai berupa sebilah rotan dengan lapisan aspal dan pecahan kaca yang dihaluskan, sedangkan perisai (ende) terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Setiap pemain atau yang dikenal dengan nama pepadu dilengkapi dengan ikat kepala dan kain panjang.

Periseian memiliki fungsi khusus bagi masyarakat Lombok, karena tidak bisa lepas dari upacara ritual dan musik yang membangkitkan semangat untuk berperang. Pertandingan akan dihentikan jika salah satu pepadu mengeluarkan darah atau dihentikan oleh juri. Walaupun perkelahian cukup seru bahkan tak jarang terjadi cidera hingga mengucurkan darah di dalam arena, tetapi diluar arena sebagai pepadu yang menjunjung tinggi sportifitas tidak akan dendam kepada lawan walaupun mengalami kekalahan.

“Perisaian biasanya dilakukan di daerah Lombok Timur untuk memperingati acara Ngaluaik. Ngaluaik adalah upacara tanda syukur terhadap anugrah yang diperoleh dari air,” kata Pemangku Adat dari Lombok Timur Raden Sawinggih.

Selain untuk mengucapkan syukur masyarakat terhadap air, perisaian juga dilakukan untuk meminta hujan. Namun seiring perkembangan zaman, periseian tidak saja dihelat untuk meminta hujan ataupun ungkapan syukur atas manfaat air, namun juga dilangsungkan untuk memperingati HUT kemerdekaan RI, pesta-pesta adat ataupun festival-festival, seperti pada Festivas Senggigi 2008 beberapa waktu lalu. Kehadiran periseian menjadi tontonan menarik bagi masyarakat. “Periseian adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh pemuda di desa Bayan, latihan ini bukan main-main, periseian melambangkan keperkasaan,” tambah Raden Sawinggih. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: