Minggu, 27 Juli 2008

Festival Senggigi 2008 2

Serdadu Dalam Tarian Kuno

Jangan salah sangka dulu, ketika melihat belasan serdadu bersenjata lengkap memanggul senjata dengan sangkur terhunus. Para serdadu berseragam khas Belanda tersebut ternyata bukan serdadu sebenarnya. Mereka adalah salah satu peserta dalam Festifal Seggigi 2008, yang ikut memeriahkan even tahunan tersebut.

Identik dengan warna-warna cerah, para serdadu mulai menarikan tarian perang yang dikenal masyarakat Lombok dengan nama Tarian Panji Lingsar. Tarian yang harus dibawakan dengan jumlah ganjil tersebut ternyata menceritakan kisah seorang putri kerajaan bernama Panji Lingsar yang berhasil menjadikan serdadu Belanda sebagai bawahan dan mengikuti semua perintah dan larangannya. "Tari Panji Lingsar adalah tarian yang diadopsi dari Tari Batek Baris. Karena tarian aslinya tidak boleh dipentaskan sembarangan," kata koreografer Tari Panji Lingsar Didik Iskandar Syah.

Tarian Batek Baris menurut Didik, adalah tarian yang khusus dibawakan ketika mengantar raja untuk menghadiri Perang Kupat (perang ketupat) yang dilakukan masyarakat. Yang unik lagi dari tarian Panji Lingsar adalah, jumlah penari yang harus selalu ganjil dan ketika tampil dalam Festival Senggigi 2008, Sanggar Tari Rinjani tampil dengan 13 penari, tujuh penari laki-laki dan enam penari perempuan. "Ganjil adalah jumlah yang disakralkan, makanya tarian ini tidak boleh dibawakan dengan jumlah genap," terang Didik.

Asesoris yang dikenakan oleh penari perempuanpun tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan para serdadu penari laki-laki. Sebuah tiara atau masyarakat Lombok menamakannya dengan belengker berwarna keemasan menjadi lambang kedudukan di istana, terpasang di kepala setiap kepala penari. Ada pula selendang songket khas Lombok yang diikatkan di pinggang dan asesoris lainnya seperti gelang dan anting yang semuanya memiliki nilai filosofinya masing-masing. "Tarian ini bisa dikatakan sebagai tarian bersejarah karena semua cerita tentang Panji Lingsar benar-benar terjadi," ungkapnya.

Tarian Panji Lingsar juga libawakan untuk menghormati jasa-jasa Panji Lingsar dan kebaikan sang putri hingga bisa menaklukkan penjajah Belanda tanpa pertumpahan darah. "Peristiwa itu terjadi ketika Lombok pertama kali dimasuki oleh Belanda juga kediaman Panji Lingsar di Puri Lingsar," kata pria tambun tersebut.

Gerak dan irama yang mengiringi Tarian Panji Lingsar, juga melambangkan keberanian sang putri dalam menghadapi kaum penjajah. Tergambar dalam tarian tersebut bagaimana dengan kebaikan den kepala dingin sang putri bisa menundukkan pasukan Belanda yang hendak menyerbu ke dalam Puri yang dianggap suci oleh masyarakat Hindu. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: