Sabtu, 05 Januari 2008

Balai Budidaya Laut Sekotong, NTB IV


Menanam Rumput Laut

Selain disuguhi berbagai kegiatan menarik, Balai Budidaya Laut Lobar, ternyata juga menyimpan potensi lain, yang tidak kalah menggoda. Yaitu sebagai salah satu tempat budidaya rumput laut. Di tempat ini, terdapat sembilan jenis rumput laut dan menjadi salah satu pusat pembudidayaan rumput laut terbesar kedua di dunia.

Sembilan varietes rumput laut itu adalah, Cotoni, Tembalang Merah, Tembalang Hijau, Saccul, Philipina Merah, Philipina Hijau, Rumput Maumere, Spinoium dan Ptilophora. Dari sembilan jenis rumput laut, varietes yang paling terkenal dan menjadi salah satu bahan pokok pembuatan kertas adalah jenis Ptilophora. Untuk pembudidayaan rumput jenis ini, juga tidak terlalu sulit, setelah benih rumput laut diikat dengan tali, kemudian ditenggelamkan hingga kedalaman lima meter dengan sistem patok dasar.

Walaupun tergolong mudah proses pembudidayaannya, rumput laut jenis Ptilophora ini, membutuhkan suhu 26 OC, dan harus berada ditengah air berarus. “Untuk pembudidayaan rumput laut bahan baku kertas ini, kita bekerjasama dengan Korea. Rencananya kita akan menanamnya di areal seluas 500 hektar diseluruh Indonesia,” kata Koordinator Rumput Laut Balai Budidaya Laut Lobar Rusman.

Untuk memudahkan proses penanaman rumput laut, waktu yang paling tepat, adalah ketika pagi hari. Pada saat ini, air laut sedang surut sehingga memudahkan para penanam rumput laut bekerja. Sedangkan pada siang hari, air mulai naik sehingga para petani menyudahi aktifitasnya dan bekerja di tempatnya masing-masing untuk membersihkan hasil panen, menjemur maupun mengikat bibit untuk ditanam keesokan Harinya.

“Berbeda dengan rumput laut jenis lainnya, yang bisa dipanen ketika berumur 40 hari, rumput laut jenis Ptilophora baru bisa dipanen ketika berusia 70 hari. Karena rumput laut ini pertumbuhannya lebih lama dibandingkan dengan jenis lain. Namun harganya lebih mahal,” ungkap Rusman menerangkan.

Untuk mendapatkan kualitas rumput laut yang baik, Balai Pembudidayaan Laut Sekotong, juga menerapkan penelitian untuk pengujian di laboratorium. Baik dari bibit hingga kualitas perairan. “Penelitian sangat penting, karena kita bisa mengetahui bagaiman proses budidaya yang terbaik. Sehingga kalau ada kendala di lapangan bisa segera teratasi,” kata dia. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: