Sabtu, 08 September 2007

Pesona Tomok III



Tarian Si Gale-Gale

Mengabadikan sebuah makam batu seorang raja yang berkuasa di zamannya, menjadi sensasi tersendiri, apalagi tidak satu orangpun ditemui, ketika mengabadikan lokasi ini. Namun sensasi sedikit mendebarkan itu, harus segera diakhiri, karena harus mencari rombongan dan melanjutkan perjalanan. Keluar dari areal Makam Batu Raja Sidabutar, dan kembali menyusuri pasar suvenir di sepanjan jalan-jalan kecil di Tomok, suasana kembali ceria, dengan teriakan-teriakan promosi barang-barang yang dilakukan oleh para penjual suvenir dengan berbagai gaya, ada yang berteriak dengan harga paling murah, bahkan ada yang terkesan meminta tolong, agar benda-benda menarik tersebut dibeli.


Di ujung pasar, jalanan berbelok kearah kanan, dan deretan-deretan rumah adat Batak berdiri megah, dengan kayu tanpa cat, dan arsitektur atap yang menarik. Ternyata rombongan Test Drive Suzuki SX4 X-Over tengah bergerombol duduk di bangku-bangku yang ditata di halaman rumah tradisional tersebut. Menunggu dimulainya tarian yang terkenal dengan tarian si gale-gale.

Ada beberapa cerita menarik dibalik kisah Patung Si Gale-Gale ini, diantaranya adalah sebagai gambaran dan pelepas rasa rindu Raja Sidabutar terhadap putranya yang telah meninggal dunia. Karena teramat ingin bertemu dengan putranya yang meninggal, akhirnya sang raja, menugaskan ahli patung untuk membuat sebuah patung dengan wajah menyerupai putranya, dan patung itu dinamakan Patung Si Gale-Gale.

Tidak lama bergabung dengan rombongan, tarian Si Gale-Gale yang lengkap mengenakan ikat kepala, berselendangkan tenunan khas Batak yang bernama ulos, sarung dan kemeja, patung itupun menari mengikuti irama yang dimainkan dari sebuah tape recorder. Sang pemimpin tarian seorang laki-laki paro baya, yang bernama R Sigirok, memimpin tarian. Ada tiga tarian yang dipersembahkan di tengah halaman rumah tradisional tersebut. “Tiga tarian yang kita bawakan adalah tarian yang berhubungan dengan doa atau persembahan, tarian perang dan tarian kemengan,” kata R Sigirok usai menari.

Lebih lanjut, ditambahkan R Sigirok, tiga tarian tersebut, dalam bahasa Tomoknya dikenal dengan tarian Gondang Simula-mula, Gondang Somba-Somba dan Gondang Simonang-Monang, yang biasanya ditarikan dalam acara-acara tradisional Batak. Tidak sampai disitu saja, selain bercerita tentang tarian yang dimainkan, atau yang dikenal juga dengan tarian tor-tor, R Sigirok juga bercerita tentang kisah pertama orang Batak. “Semua orang Batak, berasal dari Pusuk Buhit, yang diturunkan oleh Mula Jadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa). Dari sanalah nenek moyang orang Batak berawal, hingga menyebar keseluruh dunia,” terang R Sigirok menambahkan. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: