Air terjun ini merupakan salah satu tujuan wisata utama yang selalu ramai dikunjungi, baik wisatawan lokal maupun mancanegara dihari-hari libur nasional. Bahkan pada hari Minggu, air terjun bertingkat empat ini bisa dikunjungi lebih dari seribu pengunjung.
Memiliki lokasi seluas 0,7 hektar, dan berjarak lebih kurang 17 kilometer dari pusat kota Kupang, Air Terjun Oenesu memiliki pesona yang tidak akan terlupakan. Bagaimana tidak, untuk bisa tepat berada di bawah air terjun bertingkat empat tersebut, pengunjung akan melewati sebuah jembatan kayu yang membentang melintasi sungai tempat Air Terjun Bermula.
Agak menakutkan memang ketika melintasi jembatan ini, karena dibuat dari dua batang pohon lontar melintang. Diatasnya dipakukan lembaran-lembaran kayu yang sama sebagai pijakan. Kondisinya yang sedikit miring membuat banyak pengunjung lebih memilih untuk melewati jalan setapak dengan tangga permanent dari semen yang telah di bangun di samping air terjun, walaupun perjalanan menjadi lebih jauh.
Gemuruh suara air dari ketinggian, semakin terdengar jelas diantara kesunyian suasana lokasi air terjun. Bagi mereka yang khusus datang untuk menikmati suara air dan sesekali terdengar suara burung berkicau, objek wisata ini lebih baik dikunjungi pada hari-hari biasa, karena lebih sepi dan tentu saja bisa berlama-lama di tempat ini.
Selain bertingkat empat, Air Terjun Oenesu yang airnya bermuara hingga ke laut di daerah Batu Lesa ini, memiliki keunikan lainnya. Air terjun ini memiliki dinding karang yang berlubang seperti gua. Kondisi dinding air terjun yang berlubang banyak digunakan oleh wisatawan untuk berfoto sambil menikmati kesegaran air.
Untuk mendekati air terjun, pengunjung sebaiknya menggunakan alas kaki, karena keunikan lain dari Oenesu adalah air terjun ini memiliki karang seperti karang laut yang tajam. “Banyak legenda yang beredar di masyarakat kalau Air Terjun Oenesu berawal dari kisah seorang nenek dengan cucu. Mereka memiliki lesung, dan lesung itulah yang berubah menjadi air terjun,” kata salah satu Petugas di Air Terjun Oenesu Apeles Bangkoles.
Jika datang ke lokasi air terjun pagi hari, air yang mengalir di dinding air terjun tidak sebanyak ketika datang di soren hari. Pada sore hari, seluruh dinding air terjun akan tertutupi oleh air. “Entah apa penyebabnya, namun air terjun ini selalu memiliki air yang lebih banyak di sore hari dibandingkan pagi hari,” tambah Apelles.
Pada musim hujan sekalipun obyek ini masih tetap dapat dijangkau dengan mudah, karena jalannya tidak berlumpur atau becek. Semua kendaraan dapat langsung berhenti persis di samping lokasi air terjun. Bahkan untuk menjaring lebih banyak pengunjung objek wisata ini telah dibenahi dengan sarana seperti, rumah makan, MCK, jalan setapak dan tempat parkir. (bernadette lilia nova)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar