Minggu, 14 September 2008

Manado 2

Gugah Kesadaran Lewat Konferensi

Sebagai negeri bahari terbesar di dunia, sudah saatnyalah Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga dan melindungi kekayaan bahari yang dimilikinya. Pemeliharaan itu bisa saja dilakukan dengan membuat kebijakan tentang laut. Misalnya kebijakan yang berfungsi untuk melindungi kekayaan yang dimiliki atau mengeluarkan peraturan untuk melindungi sumber daya tersebut.


Salah satu cara melindungi laut dan kekayaan di dalamnya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP RI), menggelar Konferensi Nasional (Konas VI) tentang Pesisir dan lautan 26-29 Agustus di Manado, Sulawesi Utara. Konferensi yang diikuti oleh 500 peserta tersebut sekaligus menjadi ajang promosi dan pembelajaran bagi masyarakat Manado, karena dalam konferensi tersebut juga digelar Pameran Sumber Daya Laut dari 15 propinsi di Indonesia.

"Yang bertanggung jawab pertama kali terhadap laut di negeri kita adalah kita sendiri. Tidak mungkin orang luar dulu yang membantu jika laut kita mengalami kerusakan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan RI Fredy Numberi.
Dalam Pameran Sumber Daya Laut Indonesia tersebut, setiap propinsi menampilkan produk unggulan laut dari daerahnya masing-masing. Seperti peserta dari Propinsi Sulawesi Selatan. Propinsi ini menampilkan tiga kabupaten yaitu, Maros, Takalar dan Kabupaten Pangkep dengan hasil laut seperti rumput laut, kepiting dan kesuksesan menanam 4.500 mangrove di pantai-pantainya, untuk menjaga agar pantai tidak mengalami abrasi dan menjadi tempat biota laut bersarang. "Sulawesi Selatan memiliki laut yang luas. Selain menjadi objek wisata, laut harus bisa dimanfaatkan dengan maksimal," kata Teknisi Pusat Informasi Spasial Propinsi Sulawesi Selatan Zulkarnain.
Selain mengikuti pameran-pemeran kelautan berkelas nasional demi menyadarkan masyarakat tentang pentingnya laut, Pusat Informasi Spasial Propinsi Sulawesi Selatan (PISP), menurut Zulkaenain juga berfungsi sebagai pusat data kelautan yang bisa diakses oleh masyarakat luas. "Intinya kita mengembangkan data tantang sumber daya laut untuk memudahkan masyarakat mengembagkan hasil laut yang telah diperolehnya," ujar Zulkarnain.
Dalam pameran kelautan tersebut, Sulawesi Selatan juga menampilkan berbagai cara pengembangan mata pencaharian alternatif seperti cara penggemukan kepiting bakau, bagaimana mengelola keramba apung yang baik dan bisa menghasilkan hasil yang maksimal dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat bagaimana mengelola hasil panen dengan baik dan benar. (bernadette lilia nova)

Tidak ada komentar: