Mendidik kuda dan prajurit yang tangguh, itulah yang dilakukan Kavaleri Berkuda di Parongpong, Bandung.
Salah satu tempat melatih kuda yang paling banyak mencetak kuda-kuda militer dan prajurit kavaleri terbaik adalah, Pusat Kesenjataan Kavaleri Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud Pussenkav) di Jln Kolonel Masturi, Parongpong, Bandung, Jawa Barat. Terletak persis di kaki Gungung Tangkuban Perahu, pengunjung yang datang ke tempat ini akan dimanjakan dengan udara yang sejuk, dan pemandangan yang memesona.
Di pintu masuk, tamu yang datang akan disambut oleh sebuah gerbang kokoh dan patung kuda yang menjadi salah satu ciri khas dari Detasemen Kavaleri Berkuda ini. Setelah melewati gerbang utama, jalan berbatu akan mengantarkan pengunjung ke pusat pelatihan berkuda, yang tepat menghadap ke Gunung Tangkuban Perahu dengan legenda Sangkuriang di dalamnya.
Tepat disebelah cross country, lapangan berkuda yang dinamakan endurance berdiri. Berbeda dengan cross country yang dihiasi rintangan permanen, di lapangan kelas endurance, rintangan akan terjatuh bila tersentuh oleh kuda. “Yang terberat adalah lapangan cross country, kalau kuda tidak bisa melewati rintangan, kuda dan penunggangnya bisa jatuh,” kata Anggota Pusat Kesenjataan Kavaleri Datasemen Kavaleri Berkuda Mayor Urip Prihatman.
Selain memiliki lapangan berkuda yang lengkap dan di desain khusus, Pusat Kesenjataan Kavaleri Detasemen Kavaleri Berkuda ini, juga bertugas memelihara dan mengembangbiakkan kuda-kuda militer yang tangguh. “Kita memiliki 16 istal yang masing-masing berisi 10 sampai 20 kuda,” tambah Urip.
Selain tempat latihan menunggang kuda dan pengembangbiakan kuda dengan bibit unggul, di Denkavkud Pussenkav ini juga terdapat sekolah berkuda. Uniknya, sekolah berkuda ini selain digunakan oleh para prajurit untuk tempat latihan juga terbuka untuk umum. Sekolah berkuda itu dinamakan Club Bala Turangga yang sekarang sedang mendidik 12 siswa dan siswi berkuda dari masyarakat sipil. “Untuk melatih kuda menjadi mahir, kita butuhkan waktu sekitar sembilan bulan. Enam bulan untuk latihan dasar dan tiga bulan untuk latihan lanjutan,” kata Pelatih Club Bala Turangga yang juga mantan atlet berkuda nasional Gutomo.
Berkat ketelatenan melatih kuda berkualitas yang lahir ditempat ini, Denkavkud Pussenkav dengan Bala Turangganya, telah memberikan andil sangat besar dalam membina dan memasyarakatkan olahraga berkuda. Bahkan Club Bala Turangga yang berdiri sejak 1986 ini, telah melahirkan atlet-atlet berkuda nasional dan internasional seperti Adi Katompo, Dicky Mardiyanto, Endaryanto Bambang, Andri Praseyono dan Ferry Wahyu. Nama-nama atlet berkuda lainnya yang banyak berprestasi adalah, Yayan Hardiansyah dan Nadya Marciano.
Tercatat dalam sejarahnya, satuan kavaleri berkuda ini terbentuk sejak adanya kuda-kuda hasil rampasan selama perang kemerdekaan akhir Desember 1949 dan awal 1950. Waktu itu, 20 ekor kuda diserahkan oleh bekas pasukan KNIL kepada Kavaleri AD. Itulah cikal bakal berdirinya Satuan Eskadron Kavaleri Berkuda.
Sejak 1957 Pusat Kavaleri Angkatan Darat ini mengadakan pembelian kuda dari Australia sebanyak 178 ekor kuda dan 1967, didatangkan kembali kuda-kuda dari Pakistan sebanyak 80 ekor. “Sekarang kuda-kuda yang digunakan, masih terjaga kualitas garis keturunannya, walaupun lahir disini,” tambah Gutomo.
Sekarang, setelah 55 tahun berdiri, Denkavkud memiliki120 ekor kuda dari keturunan thorough bred, warmblood dan anglo Arab yang terpelihara dengan baik dan dijaga kualitas garis keturunannya. Tidak heran dalam berbagai tugas kemiliteran, pasukan berkuda ini, pernah menalani tugas seperti, operasi penumpasan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, operasi penumpasan G30S PKI di Jawa Barat, Magelang dan Jakarta. Pasukan berkuda ini juga pernah menangani tugas pengamanan Dekrit Presiden dan pengamanan Istana negara tahun 1959, tugas pengamanan kunjungan Presiden AS Nixon di Jakarta dan operasi Timor-Timur. (bernadette lilia nova)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar