Tarian Batek Baris menurut Didik, adalah tarian yang khusus dibawakan ketika mengantar raja untuk menghadiri Perang Kupat (perang ketupat) yang dilakukan masyarakat. Yang unik lagi dari tarian Panji Lingsar adalah, jumlah penari yang harus selalu ganjil dan ketika tampil dalam Festival Senggigi 2008, Sanggar Tari Rinjani tampil dengan 13 penari, tujuh penari laki-laki dan enam penari perempuan. "Ganjil adalah jumlah yang disakralkan, makanya tarian ini tidak boleh dibawakan dengan jumlah genap," terang Didik.
Tarian Panji Lingsar juga libawakan untuk menghormati jasa-jasa Panji Lingsar dan kebaikan sang putri hingga bisa menaklukkan penjajah Belanda tanpa pertumpahan darah. "Peristiwa itu terjadi ketika Lombok pertama kali dimasuki oleh Belanda juga kediaman Panji Lingsar di Puri Lingsar," kata pria tambun tersebut.
Gerak dan irama yang mengiringi Tarian Panji Lingsar, juga melambangkan keberanian sang putri dalam menghadapi kaum penjajah. Tergambar dalam tarian tersebut bagaimana dengan kebaikan den kepala dingin sang putri bisa menundukkan pasukan Belanda yang hendak menyerbu ke dalam Puri yang dianggap suci oleh masyarakat Hindu. (bernadette lilia nova)